Dari SD, SMP, SMA, Kuliah sampe Kerja saya hampir pasti punya temen dekettt yang saya sebut sahabat. Bahkan saat bimbel pun ada, sampe sempet 2 kali pindah tempat bimbel dan kita ketemu bareng-bareng lagi. Mungkin orang ngeliatnya kaya nge-geng, padahal mah ga gitu juga, hanya ngerasa sreg untuk berbagi cerita dan saling menyemangati aja.
Menurut saya persahabatan yang sehat itu yang saling support tanpa mencampuri kehidupan pribadi sahabatnya terlalu jauh. Support untuk hal-hal yang positif pastinya yaa. Kita sebagai sahabat cukup mensupport dan mengingatkan saja, dan jika memang ada hal penting yang harus dibicarakan mengenai urusan pribadi sahabatnya atau hal lain yang menurut kita negatif maka dapat dibicarakan baik-baik tanpa menghakimi. Karena tujuan persahabatan itu bukan untuk mengekang, membatasi atau menghalangi ruang gerak sahabatnya - misal memaksa sahabat kita untuk ngikutin gaya kita atau melarang sahabat kita untuk temenan sama orang lain. Udah kaya anak kecil aja, hehe. Tujuan bersahabat itu untuk saling mengingatkan, mensupport, menyemangati, serta berbagi sesuatu mengenai hal-hal yang positif tentunya. Kalo sahabatan malah bikin kita jadi ga bener, sering keluyuran malem-malem, mengesampingkan orangtua atau saudara atau mungkin yang tersayang (kalo yang ini sih bisa dinyanyiin lagu "Aku atau Temanmu"-nya Maudy Ayunda ya, hehe), bukan persahabatan yang sehat namanya. Persahabatan yang sehat itu yang bisa bikin kita jadi lebih baik. Entah itu lebih baik dalam hal agama, pendidikan, pekerjaan, dsb. Karena kita saling memberikan masukan-masukan yang positif, dan berbagi mengenai hal-hal yang positif tentang apa aja. Hehe udah berapa banyak ya saya ngulangin kata-kata 'support, positif, berbagi'. Gitu sih dari sudut pandang saya sebagai orang awam.
Dalam setiap hubungan persahabatan pasti ada aja gesekan. Yang satu orangnya keras, yang satu sensitif, dll. Yaa saling memahami dan mengerti satu sama lain aja, dan terbuka juga. Jangan kesel-kesel dipendem terus menerus, abis itu duaarrr meledak dan malah ngerusak silaturahim deh. Omongin aja baik-baik, kan sama sahabat, yega?uhuyy hehe. Terus kalo ada sikap sahabat yang menurutmu menyebalkan dan agaknya sulit untuk berubah - diambil yang bagusnya dan dibuang yang jeleknya - ga usah diikutin sikap jeleknya, ambil positifnya aja, karena nobodys perfect yaa.
Sampe sekarang saya masih sering kontek-kontekan sama mereka, my besties. Kadang kalo lagi ada waktu lowong suka kumpul. Atau kita suka curhat-curhatan lewat Whatsapp atau BBM. Hihi jadi kangennnn. Mereka yang suka kasih semangat kalo saya lagi sedih atau marahin kalo saya udah mulai ngaco (disamping orangtua saya). Besties, miss you aaall :)
Cups,
Pipi bapau
Menurut saya persahabatan yang sehat itu yang saling support tanpa mencampuri kehidupan pribadi sahabatnya terlalu jauh. Support untuk hal-hal yang positif pastinya yaa. Kita sebagai sahabat cukup mensupport dan mengingatkan saja, dan jika memang ada hal penting yang harus dibicarakan mengenai urusan pribadi sahabatnya atau hal lain yang menurut kita negatif maka dapat dibicarakan baik-baik tanpa menghakimi. Karena tujuan persahabatan itu bukan untuk mengekang, membatasi atau menghalangi ruang gerak sahabatnya - misal memaksa sahabat kita untuk ngikutin gaya kita atau melarang sahabat kita untuk temenan sama orang lain. Udah kaya anak kecil aja, hehe. Tujuan bersahabat itu untuk saling mengingatkan, mensupport, menyemangati, serta berbagi sesuatu mengenai hal-hal yang positif tentunya. Kalo sahabatan malah bikin kita jadi ga bener, sering keluyuran malem-malem, mengesampingkan orangtua atau saudara atau mungkin yang tersayang (kalo yang ini sih bisa dinyanyiin lagu "Aku atau Temanmu"-nya Maudy Ayunda ya, hehe), bukan persahabatan yang sehat namanya. Persahabatan yang sehat itu yang bisa bikin kita jadi lebih baik. Entah itu lebih baik dalam hal agama, pendidikan, pekerjaan, dsb. Karena kita saling memberikan masukan-masukan yang positif, dan berbagi mengenai hal-hal yang positif tentang apa aja. Hehe udah berapa banyak ya saya ngulangin kata-kata 'support, positif, berbagi'. Gitu sih dari sudut pandang saya sebagai orang awam.
Dalam setiap hubungan persahabatan pasti ada aja gesekan. Yang satu orangnya keras, yang satu sensitif, dll. Yaa saling memahami dan mengerti satu sama lain aja, dan terbuka juga. Jangan kesel-kesel dipendem terus menerus, abis itu duaarrr meledak dan malah ngerusak silaturahim deh. Omongin aja baik-baik, kan sama sahabat, yega?uhuyy hehe. Terus kalo ada sikap sahabat yang menurutmu menyebalkan dan agaknya sulit untuk berubah - diambil yang bagusnya dan dibuang yang jeleknya - ga usah diikutin sikap jeleknya, ambil positifnya aja, karena nobodys perfect yaa.
Sampe sekarang saya masih sering kontek-kontekan sama mereka, my besties. Kadang kalo lagi ada waktu lowong suka kumpul. Atau kita suka curhat-curhatan lewat Whatsapp atau BBM. Hihi jadi kangennnn. Mereka yang suka kasih semangat kalo saya lagi sedih atau marahin kalo saya udah mulai ngaco (disamping orangtua saya). Besties, miss you aaall :)
I love you :') |
Cups,
Pipi bapau
Comments
Post a Comment